Jogja terkenal akan wisata budaya dan sejarahnya yang mendunia. Selain berkunjung ke Borobudur, jangan lupa mampir ke Museum Kereta Keraton yang masih berada di kompleks keraton Yogyakarta. Di sana Anda bisa melihat berbagai koleksi kereta raja yang berusia ratusan tahun.
Wah, menarik sekali ya? Lantas, apa saja jenis-jenis kereta yang ada di sana? Dimana lokasi dan rute perjalanan untuk menjangkaunya? Simak informasi selengkapnya berikut ini.
Alamat dan Rute Perjalanan
Lokasi Museum Kereta Keraton berada di dalam kompleks Keraton, yaitu di sebelah barat daya dari alun-alun utara. Lebih tepatnya, terletak di Jalan Rotowijayan, Kelurahan Kadipaten. Daerah tersebut termasuk wilayah Kecamatan Kraton, Yogyakarta.
Museum ini sangatlah dekat dengan kawasan Malioboro dan Anda cukup berjalan kaki dari sana. Jika berangkat dari luar kota, Anda bisa naik kendaraan pribadi maupun umum, seperti bus atau kereta api. Nanti Anda tinggal turun di Malioboro dan lanjut jalan kaki, naik delman, atau becak.
Jika ingin lebih praktis, sebaiknya gunakan jasa travel atau sewa mobil terpercaya di Jogja. Jadi, Anda tidak perlu susah payah mengendarai mobil sendiri atau berdesakan dengan penumpang lain di kendaraan umum. Sebagai rekomendasi, gunakan jasa travel atau sewa mobil dari Altha Rent.
Nantinya Anda bebas memilih jenis mobil yang diinginkan, mulai dari reguler atau premium. Sopirnya profesional, berpengalaman, dan melayani antar jemput penumpang ke alamat rumah. Harga layanannya pun sangat terjangkau, mulai 300 ribuan saja dan bisa dipesan secara online.
Daya Tarik Wisata Museum Kereta Keraton
Lanjut ke pembahasan Museum Kereta Keraton yang memiliki banyak daya tarik mengagumkan. Mulai dari sejarahnya yang termashur hingga koleksi keretanya yang begitu unik, antara lain:
Kereta Berusia Ratusan Tahun
Museum kereta ini merupakan gagasan Sultan Hamengkubuwono VII yang memanfaatkan garasi kereta sebagai museum untuk menyimpan koleksi kereta keraton. Koleksinya sendiri berasal dari zaman pemerintahan Hamengkubuwono I-VIII, yaitu dari tahun 1755 hingga sekarang.
Hingga saat ini terdapat 23 kereta kuda yang dikoleksi di dalamnya. Dari jumlah tersebut, 18 diantaranya masih dipakai hingga sekarang untuk berbagai upacara keraton. Sisanya, sebanyak 5 kereta sudah tak terpakai, karena usianya yang telah tua, hingga ada yang mencapai ratusan tahun.
Kereta Produksi Dalam dan Luar Negeri
Semua kereta tersebut merupakan kendaraan yang dipakai oleh keluarga sultan beserta kerabat terdekatnya. Ada yang sengaja dipesan sendiri untuk kepentingan kerajaan. Ada pula yang merupakan pemberian hadiah dari kolega.
Sebagian kereta dibuat di Indonesia, namun ada juga yang berasal dari luar negeri. Yakni dibuat di Belanda, Jerman, serta Inggris. Yang pasti, semuanya didesain dan dibuat secara maksimal, sehingga performanya terjaga dan beberapa diantaranya masih bisa dipakai sampai sekarang.
Nama-nama Kereta yang Unik
Setidaknya ada 3 jenis kereta yang dibedakan menurut jenis atap dan jumlah rodanya. Uniknya, masing-masing kereta yang ada di museum ini memiliki nama-nama tersendiri. Namanya pun unik mirip dengan nama manusia, diantaranya:
- Kereta dengan atap terbuka dan mempunyai 2 roda, contohnya yaitu kereta Kapolitan,
- Kereta dengan atap terbuka yang mempunyai 4 roda, contohnya yaitu kereta Kyai Jongwiyat dan kereta Landowe
- Kereta dengan atap tertutup yang mempunyai 4 roda, contohnya yaitu kereta Kyai Garudayaksa, Nyai Jimat, serta kereta Kyai Wimanaputra
Sebagian Dianggap Sebagai Benda Pusaka
Nama-nama kereta yang unik tidak terlepas dari adanya kepercayaan di masyarakat Jawa zaman dahulu. Yakni anggapan bahwa kereta keraton tersebut dianggap sebagai benda pusaka. penting. Sehingga keberadaannya harus dirawat dan dijaga dengan baik.
Fungsi Kereta yang Bermacam-macam
Selain jenisnya yang beragam menurut letak atap maupun jumlah rodanya, kereta keraton juga dibedakan menurut fungsi atau kegunaannya, diantaranya:
- Kereta khusus rekreasi keluarga sultan atau kelompok terpandang. Misalnya dipakai oleh komandan atau prajurit keraton
- Kereta khusus mengusung jenazah sultan maupun keluarganya yang telah tiada
Atraksi Ritual Memandikan Kereta
Karena dianggap sebagai salah satu benda pusaka, maka kereta keraton juga dimandikan dengan upacara ritual layaknya memandikan benda pusaka lainnya. Ritual ini sendiri disebut dengan istilah upacara Jamasan, dimana kereta diberi semacam sesaji dan didoakan oleh tokoh kerajaan.
Kereta yang dimandikan itu sendiri merupakan kereta tertua yang bernama Kanjeng Nyai Jimad. Namun ada pula kereta lainnya yang dimandikan secara bergantian setiap tahunnya.
Kereta Nyai Jimat sendiri dibuat sejak tahun 1750 dan merupakan hasil buatan orang Belanda sebagai hadiah spesial untuk sultan. Dulunya dipakai oleh sultan Hamengkubuwono I-IV. Kini Anda bisa menemukannya di museum kereta ini masih dalam keadaan bagus dan terawat dengan baik.
Aksi Warga Berebut Air Bekas Jamasan Kereta
Salah satu keunikan ritual di Museum Kereta Keraton yakni Jamasan. Saat ritual jamasan (ritual memandikan kereta), banyak warga setempat yang ikut datang mengikuti jalannya upacara. Biasanya, mereka adalah warga yang masih memegang teguh kepercayaan Kejawen dan datang menyaksikan upacara untuk menampung air bekas memandikan kereta.
Hal itu dilakukan karena adanya kepercayaan bahwa air tersebut bisa mendatangkan berkah. Bahkan, warga sampai berebut mengambil air bekas cucian tersebut. Entah untuk apa air tersebut akan digunakan. Bisa jadi, warga setempat menyimpannya di dalam botol khusus atau mencampurkannya sebagai air mandi.
Terdapat Kereta Unik bekas Pangeran Diponegoro
Diantara puluhan koleksi kereta yang ada di museum ini, ada tiga kereta yang terlihat begitu mencolok, karena warna tampilan dan sejarahnya, yaitu:
- Kereta bernama Kyai Mondro Juwolo yang dibuat sejak 1810 dan menurut sejarah nya pernah dinaiki oleh Pangeran Diponegoro
- Kereta bernama Garuda Yeksa yang berhiaskan burung garuda berwarna emas. Menariknya lagi, ukuran kereta ini sangatlah besar hingga membutuhkan 8 kuda untuk menariknya. Kudanya pun harus yang memiliki warna serta jenis kelamin yang sama
- Kereta bernama Roto Praloyo yang memiliki paduan warna emas dan putih, serta dikelilingi oleh kaca. Kereta ini khusus untuk membawa jenazah keluarga sultan dan pernah dipakai membawa jenazah sultan Hamengkubuwono IX pada tahun 1988 silam
Hot Promo : Travel semarang Jakarta ful tol
Fasilitas Wisata
Selain koleksi keretanya yang lengkap, fasilitas penunjang kenyamanan pengunjung di museum ini juga lumayan lengkap, diantaranya:
- Area parkir yang luas untuk menampung motor maupun mobil
- Toilet dan kamar mandi yang bersih
- Mushola untuk tempat beribadah kaum muslim
- Tempat makan dan toko oleh-oleh yang tak jauh dari lokasi wisata
- Pemandu wisata yang siap menemani dan menjelaskan berbagai hal tentang museum ini
Harga Tiket Masuk
Tiket masuk wisata Museum Kereta Keraton sangatlah terjangkau. Harga tiket yang berlaku dibedakan menurut asal wisatawan, yaitu dari pengunjung lokal atau mancanegara. Berikut daftar harga tiket masuknya:
- Tiket masuk pengunjung lokal: Rp7.000,- per orang
- Tiket masuk pengunjung mancanegara: Rp12.500,- per orang
- Biaya izin foto di area wisata: Rp1.000,-
Ingat, harga tiket masuk di atas belum termasuk pemandu wisata yang akan memaparkan sejarah dan kisah lengkap terkait museum ini, ya.
Museum Kereta Keraton adalah satu destinasi wisata sejarah yang tak boleh Anda lewatkan saat berkunjung ke Jogja. Lokasinya cukup dekat dari Malioboro dan tiketnya pun sangat terjangkau. Gunakan jasa travel atau sewa mobil Altha Rent agar liburan semakin nyaman dan menyenangkan.