Kelenteng Sam Poo Kong

Mitos & Fakta dibalik Kelenteng Sam Poo Kong Semarang

Kelenteng Sam Poo Kong Semarang merupakan bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok yang bernama Zheng He / Cheng Ho. Tempat ini biasa disebut Gedung Batu, karena bentuknya merupakan sebuah Gua Batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu. Terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang.

Bangunan Inti Kelenteng Sam Poo Kong Semarang

Hampir di keseluruhan bangunan bernuansa merah khas bangunan China. Sekarang tempat tersebut dijadikan tempat peringatan dan tempat pemujaan atau bersembahyang serta tempat untuk berziarah. Untuk keperluan tersebut, di dalam gua batu itu diletakan sebuah altar, serta patung-patung Sam Po Tay Djien. Padahal laksamana Cheng Ho adalah seorang muslim, tetapi oleh mereka di anggap dewa. Hal ini dapat dimaklumi mengingat agama Kong Hu Cu atau Tau menganggap orang yang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan kepada mereka.

Goa Batu

Seperti umumnya bangunan kelenteng, Kuil Sam Poo Kong yang terletak di Simongan, Semarang, ini juga didominasi warna merah. Sejumlah lampion merah tidak saja menghiasi kelentengnya, tetapi juga pohon pohon menuju pintu masuk.

Bangunan inti dari kelenteng Sam Poo Kong Semarang adalah sebuah Goa Batu yang dipercaya sebagai tempat awal mendarat dan markas Laksamana Cheng Ho beserta anak buahnya ketika mengunjungi Pulau Jawa di tahun 1400-an. Goa Aslinya tertutup longsor pada tahun 1700-an, kemudian dibangun kembali oleh penduduk setempat sebagai penghormatan kepada Cheng Ho.

Kini di dalam goa tersebut terdapat Patung Cheng Ho yang dilapisi emas dan digunakan untuk ruang sembahyang dalam memohon doa restu keselamatan, kesehatan dan rejeki. Selain bangunan inti goa batu tersebut, yang dindingnya dihiasi relief tentang perjalanan Cheng Ho dari daratan China sampa ke Jawa. Di area ini juga terdapat satu kelenteng besar dan dua tempat sembahyang yang lebih kecil.

Tempat tempat sembahyang tersebut dinamai sesuai dengan peruntukannya, yaitu kelenteng Thao Tee Kong. Yang merupakan tempat pemujaan Dewa Bumi untuk memohon berkah dan keselamatan hidup. Sedangkan tempat pemujaan Kyai Juru Mudi berupa makam juru mudi kapal yang ditumpangi Laksamana Cheng Ho.

Tempat pemujaan lainnya dinamai kyai Jangkar. Karena di sini tersimpan jangkar asli kapal Cheng Ho yang dihias dengan kain warna merah pula. Di sini digunakan untuk sembahyang arwah Ho Ping, yaitu mendoakan arwah yang tidak bersanak keluarga yang mungkin belum mendapat tempat di alam baka.

Kelenteng Sam Poo Kong Semarang

Cundrik Bumi

Lalu ada tempat pemujaan Kyai Cundrik Bumi, yang dulunya merupakan tempat penyimpanan segala jenis persenjataan yang digunakan awak kapal Cheng Ho, serta Kyai dan Nyai Tumpeng yang mewakili temapt penyimpanan bahan makanan pada jaman Cheng Ho.

Karena seluruh area lebih dimaksudkan untuk sembahyang, tidak semua orang boleh memasukinya. Bangunan kuil, baik yang besar maupun yang kecil dipagari dan pintu masuknya dijaga oleh petugas keamanan. Hanya yang bermaksud sembahyang saja yang diijinkan masuk sedangkan wisatawan yang ingin melihat lihat bisa melakukan dari balik pagar.

Sejak Renovasi besar besaran tahun 2002 dan selesai 2005, yang menelah biaya 20 miliar. Sam Poo Kong menarik perhatian lebih banyak orang untuk berkunjung. Di halaman yang cukup luas di depan kelenteng, terdapat sejumlah patung. Termasuk patung Laksamana Cheng Ho, yang cukup menarik untuk dinikmati. Di sinilah atraksi atraksi kesenian berupa tari tarian, barongsai atau bentuk kesenian lain digelar untuk memperngati hari hari bersejarah yang berhubungan dengan Cheng Ho atau budaya China.

Di bulan Agustus misalnya, selalu diadakan festival mengenang datangnya Cheng Ho ke Semarang. Untuk bulan Agustus 2009, festival diadakan tanggal 18 memperingati HUT ke604 kedatangan Cheng Ho.

Perayaan disertai dengan arak-arakan, bazaar, dan festival Barongsai. Hari hari besar lainnya yang dirayakan di sini termasuk di antaranya Hari Raya Imlek dan hari kelahiran Cheng Ho. Kedatangan turis asing, terutama dari China, menunjukkan bahwa kelenteng Sam Poo Kong Semarang dikenal luas di dunia. Berdasarkan uang sedekah yang ditinggalkan pengunjung, Kuil Gedung Batu ini juga sering dikunjungi turis turis asing dari Amerika, Rusia, Brazil dan negara negara lain.

Mitos di Balik Kemegahan Kelenteng Sam Poo Kong Semarang

Kelenteng Sam Poo Kong yang terletak di Semarang, Jawa Tengah, bukan hanya sebuah tempat ibadah, tetapi juga sarat dengan mitos-mitos mistis yang menarik. Klenteng ini memiliki sejarah yang panjang dan kaya, dan di dalamnya terdapat berbagai cerita yang diceritakan dari generasi ke generasi. Inilah beberapa mitos yang mengelilingi klenteng Sam Poo Kong:

1. Legenda Sam Poo Kong
Klenteng ini awalnya dibangun untuk mengenang seorang pelayar terkenal dari Tiongkok, yaitu Zheng He atau yang dikenal sebagai Sam Poo Tay Djien. Legenda mengatakan bahwa Sam Poo Kong tiba di Semarang pada abad ke-15 dan bersembunyi di gua-gua sekitar klenteng. Mitos ini menjadi bagian dari sejarah klenteng dan menambah nuansa mistis di tempat ini.

2. Gua-gua Misterius
Klenteng Sam Poo Kong memiliki serangkaian gua yang diyakini memiliki energi mistis dan kekuatan penyembuhan. Beberapa orang percaya bahwa mengunjungi gua-gua ini dapat membawa keberuntungan atau menyembuhkan penyakit. Gua utama dikenal sebagai “Gua Kwan Im” yang dihiasi dengan patung Dewi Kwan Im, diyakini memiliki kekuatan spiritual.

3. Mitos Naga Emas
Salah satu mitos terkenal di klenteng ini adalah kisah tentang naga emas yang melindungi keberuntungan dan keberhasilan. Konon, naga emas tersebut pernah muncul di sekitar klenteng, membawa berkah bagi mereka yang melihatnya. Mitos ini menciptakan keyakinan bahwa klenteng Sam Poo Kong memiliki energi positif yang kuat.

4. Ritual dan Upacara Tradisional
Kelenteng Sam Poo Kong ini sering menjadi tempat pelaksanaan ritual dan upacara tradisional oleh masyarakat Tionghoa setempat. Beberapa di antaranya melibatkan penari-penari masker dan musik tradisional untuk mengusir roh jahat atau membawa keberuntungan. Upacara-upacara ini menciptakan suasana mistis yang mendalam di sekitar klenteng.

5. Jejak Kaki Kera
Mitos lain yang menarik adalah adanya jejak kaki kera yang terukir di batu di sekitar klenteng. Konon, jejak ini merupakan tanda keberadaan kera sakti yang membantu Sam Poo Tay Djien dalam perjalanannya. Jejak kaki kera tersebut dianggap sebagai simbol keberanian dan kesaktian.

Kelenteng Sam Poo Kong Semarang, dengan segala mitos dan kisah mistis di sekitarnya, tidak hanya menjadi tempat ibadah tetapi juga daya tarik bagi para pencari petualangan spiritual. Meskipun sebagian besar mitos ini tidak dapat dibuktikan secara ilmiah, mereka tetap menjadi bagian integral dari warisan budaya dan sejarah klenteng yang memperkaya pengalaman para pengunjung.

Anda ingin mengunjungi Kelenteng Sam Poo Kong Semarang bersama kolega ataupun keluarga? Jangan khawatir, Altha Rent siap mengantar Anda untuk berkeliling kota Semarang dan mengunjungi situs-situs budaya terpopuler di kota tersebut. Telepon admin kami sekarang dan amankan seat Anda untuk kunjungan wisata religi di kota Lumpia!

4.8/5 - (14 votes)

Author

Scroll to Top