Lawang Sewu Semarang adalah salah satu bangunan ikonik yang berada di kota Semarang, Jawa Tengah. Berdiri megah dengan arsitektur Belanda yang klasik, Lawang Sewu Semarang menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di masa lalu. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi keindahan dan sejarah yang terkandung di dalam bangunan yang legendaris ini.
Sejarah Lawang Sewu Semarang
Asal Usul Lawang Sewu
Lawang Sewu yang secara harfiah berarti ‘seribu pintu’ bukanlah jumlah pintu sebenarnya. Bangunan ini dibangun pada awal abad ke-20 sebagai kantor administrasi Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) atau perusahaan kereta api Hindia Belanda. Disebut ‘seribu pintu’ karena bangunan ini memiliki banyak jendela dengan kisi-kisi khas Belanda yang memberikan kesan elegan dan megah.
Fungsi Bangunan
Selama masa pemerintahan Belanda, Lawang Sewu berfungsi sebagai kantor administrasi perusahaan kereta api. Kemudian, setelah kemerdekaan Indonesia, bangunan ini diambil alih oleh PT Kereta Api Indonesia dan digunakan sebagai kantor pusat mereka di Semarang.
Lawang Sewu merupakan salah satu gedung bersejarah di daerah Jawa Tengah milik PT KAI. Awalnya, gedung megah ini dipakai untuk kantor pusat KA NISM.
Mungkin, Anda penasaran bagaimana bentuk gedung Lawang Sewu Semarang yang terkenal angker ini. Sebenarnya, bentuknya tidak seseram yang dibayangkan karena desain arsitekturnya bernilai seni tinggi. Seluruh bangunannya didominasi oleh elemen lengkung yang sederhana dengan bentuk huruf L.
Dibangun di lahan seluas 18.232 m², tak heran jika proses pembuatan Lawang Sewu memakan waktu yang cukup lama, yakni sekitar 3 tahun (1904-1907). Sementara itu, pembangunan gedung tambahannya dimulai sejak tahun 1916 dan rampung pada 1918. Bangunan bersejarah ini dirancang oleh arsitek B.J. Ouendag dan Prof. Jakob F. Klinkhamer.
Gedung ini diberi nama Lawang Sewu karena memiliki jumlah pintu dan jendela yang sangat banyak untuk pertukaran udara. Meskipun namanya Lawang Sewu (seribu pintu), berapa pintu yang ada di Lawang Sewu? Ternyata, jumlahnya lebih sedikit dari sebutannya, yakni hanya sekitar 928 pintu.
Sebagai wisata sejarah, tentu saja Lawang Sewu memiliki kisah di balik pembangunannya. Banyak yang bertanya-tanya, Lawang Sewu itu bekas apa? Berikut rentetan sejarah dari awal mula proses pembentukannya hingga wisata Lawang Sewu menjadi populer.
- Tahun 1904, Lawang Sewu memulai proses pembangunan gedung utamanya
- Bulan Juli 1907, Lawang Sewu resmi digunakan sebagai kantor pusat administrasi kereta api
- Tahun 1942 sampai 1945, Lawang Sewu diambil alih dan dikuasai oleh Jepang
- Sekitar tahun 1945, Lawang Sewu menjadi kantor DKARI
- Pada tahun 1946, gedung ini dipakai untuk markas tentara Belanda
- Pasca pengakuan kedaulatan Indonesia tahun 1949, Lawang Sewu digunakan oleh Kodam IV Diponegoro
- Tahun 1994, gedung ini diserahkan kembali pada Perumka yang namanya berubah menjadi PT KAI
- Tahun 2009, Lawang Sewu direstorasi oleh PT KAI
- Akhirnya, tanggal 5 Juli 2011, PT KAI meresmikan Purna Pugar Cagar Budaya Lawang Sewu Gedung A
Daya Tarik Lawang Sewu Semarang
Meskipun dikenal sebagai wisata angker, apa yang membuat Lawang Sewu begitu diminati pengunjung? Disini, Anda bisa melakukan beberapa hal, seperti:
- Berkeliling di gedung Lawang Sewu yang sangat luas
- Hunting foto instagrammable karena banyak spot foto menarik
- Melihat aneka diorama dan peninggalan bersejarah kereta api Indonesia
- Adanya objek kaca patri dengan tinggi 9 meter
- Memiliki ruang bawah tanah yang konon sangat berhantu
Sayangnya, kini ruang bawah tanah di wisata Lawang Sewu sudah tidak bisa Anda akses lagi. Kenapa ruang bawah tanah Lawang Sewu ditutup? Tak ada yang tahu pasti alasannya. Namun, menurut beberapa pendapat, hal ini disebabkan karena kondisi ruang bawah tanah sangat lembab dan berlangit-langit rendah, sehingga tidak baik untuk kesehatan.
Larangan di Lawang Sewu
Sebagai salah satu wisata mistis yang menyimpan sejarah, tentu saja Lawang Sewu Semarang memiliki sejumlah larangan. Sebenarnya, tidak ada larangan pasti yang tertulis di kertas, buku, maupun surat perjanjian. Namun, larangan ini sudah berkembang dan diyakini masyarakat agar tidak terjadi sesuatu yang buruk setelah berkunjung dari wisata ini.
Di Lawang Sewu, usahakan untuk mengenakan pakaian yang sopan. Bukan berarti Anda harus tertutup dari ujung kepala sampai ujung kaki. Namun, setidaknya gunakan celana panjang dan kaos yang pantas.
Selain itu, jangan berbicara kasar di sekitar lokasi Lawang Sewu. Anda perlu menjaga sikap, perilaku, dan tindakan agar tidak diganggu makhluk halus disana.
Selama berada di lokasi Lawang Sewu, Anda juga harus menjaga kebersihan dan keamanan benda koleksi. Jangan sampai Anda merusak beberapa fasilitas gedung yang sudah dipelihara selama ini.
Harga Tiket Masuk Wisata Lawang Sewu Semarang
Sebagai salah satu warisan budaya yang memiliki cerita lengkap seputar kereta api di Indonesia, Anda mungkin mengira harga tiket Lawang Sewu sangat mahal. Siapa sangka jika ternyata harganya begitu terjangkau dan ramah di kantong pelajar maupun mahasiswa.
Orang dewasa perlu membayar sekitar Rp10.000 untuk masuk ke wisata ini. Sedangkan, anak-anak berusia di bawah 12 tahun atau pelajar mendapatkan potongan harga 50%, sehingga hanya perlu membayar Rp5.000. Tentu saja Anda harus menunjukkan bukti berupa kartu pelajar.
Perlu diingat, harga tiket masuk ini belum termasuk biaya lain-lain. Kebanyakan wisatawan yang datang ke lokasi ini menyewa pemandu wisata agar lebih memahami sejarah terbentuknya Lawang Sewu Semarang. Dengan menggunakan pemandu wisata, Anda juga tidak akan tersesat dan bisa mengikuti perjalanan sesuai alur gedungnya.
Sayangnya, Anda harus merogoh kocek lebih untuk menyewa pemandu wisata. Harganya pun cukup bervariatif, mulai dari Rp50.000 sampai Rp150.000, tergantung masing-masing pemandu. Meskipun begitu, harga ini sangat sebanding dengan pengalaman menarik yang tidak akan pernah Anda dapatkan dimanapun.
Jam Buka Lawang Sewu
Wisata Lawang Sewu buka jam 07.00 sampai 21.00 setiap hari. Dengan begitu, Anda bisa mengunjungi wisata ini kapanpun Anda mau. Bila terlalu takut dengan kemistisan yang melekat pada bangunan ini, Anda bisa datang pada pagi atau siang hari.
Namun, bila Anda merasa sangat tertantang dan ingin berwisata horor, Anda bisa mengunjungi Lawang Sewu pada malam hari. Di malam hari, pengunjungnya juga lebih sepi, sehingga Anda bebas melakukan apa saja.
Lokasi dan Rute Wisata Lawang Sewu Semarang
Lawang Sewu terletak di kawasan Jl. Pemuda, Kompleks Tugu Muda, Semarang, Jawa Tengah. Karena letaknya sangat strategis, Anda bisa mengunjungi destinasi wisata ini menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Agar lebih mudah, patokan Lawang Sewu adalah Simpang Lima.
Bila Anda datang dari stasiun, bandara, maupun terminal bus Terboyo, Anda bisa naik angkutan umum. Fasilitas ini bisa Anda dapatkan dengan merogoh kocek sekitar Rp4.000 per orang. Namun, tentu saja naik kendaraan umum akan memakan waktu yang lebih lama.
Untuk menghindari macet atau nyasar saat naik kendaraan umum, Anda bisa menggunakan taksi atau ojek online. Jika dirasa terlalu mahal, menggunakan jasa sewa mobil di kota Semarang juga bisa menjadi pilihan bagi wisatawan yang datang dari luar kota.
Sewa Mobil ke Lawang Sewu Semarang
Salah satu rekomendasi jasa sewa mobil semarang atau rental di daerah Semarang adalah Altha Rent. Berbagai jenis mobil disediakan sesuai kebutuhan Anda. Bila Anda tidak bisa mengendarai mobil, Altha Rent juga menawarkan supir profesional yang sudah berpengalaman.
Dengan begitu, Anda tidak perlu takut lagi soal keamanan selama berkendara. Bukan hanya sopir yang professional, Altha Rent juga selalu memeriksa kondisi kendaraan agar tetap berada dalam keadaan baik. Jika masih ragu, silahkan cek saja testimoni di situs resmi Altha-Rent.com. Pastikan Anda memilih mobil dengan kapasitas penumpang sesuai jumlah anggota keluarga agar bisa bepergian ke wisata Lawang Sewu dengan nyaman.
Disamping keselamatan, ada pula pandangan yang berpendapat bahwa kegiatan wisata ke Lawang Sewu dapat memberikan dampak lingkungan negatif, seperti peningkatan sampah dan kerusakan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, penting bagi pengelola Lawang Sewu dan pengunjung untuk bekerja sama dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan di sekitar Lawang Sewu.
Dengan mengeksplorasi sejarah, keindahan arsitektur, dan pengalaman berkunjung ke Lawang Sewu Semarang, kita dapat merasakan dan menghargai kekayaan budaya dan sejarah yang tersemat di dalamnya. Lawang Sewu bukan hanya sebuah bangunan bersejarah, tetapi juga sebuah cerminan dari perjalanan panjang Indonesia menuju kemerdekaan dan perkembangan yang lebih baik.